Hati yang Terbuka |
Akhir-akhir ini saya begitu menyadari bahwa secuil ilmu yang saya dapatkan belum membuat diri ini menjadi jiwa yang kokoh dan berilmu. Saya masih harus lebih belajar dari orang lain. Orang lain ini diartikan siapa saja baik itu guru, dosen, teman, ustadz, orangtua, tetangga, tukang ojek, bahkan mantan rampok sekalipun apabila ada hikmah di balik apa yang ia sampaikan akan saya resapi dan akan kusimpan dalam hati ini dan sebaliknya apabila itu negatif akan saya buang jauh-jauh dan tak kan ku biarkan itu mengendap dalam hati. Sering sekali saya temukan orang-orang yang punya tingkat ego yang tinggi yang sering menolak nasihat orang lain. Mungkin karena dia merasa lebih berpengalaman, lebih tua, kastanya lebih tinggi, atau bahkan merasa pintar sendiri alias (sok pinter dewek). Bukan hanya oranglain jujur kadang-kadang saya pun begitu. Kadang saya menyepelekan pendapat orang lain dikarenakan dia adalah orang yang selalu memberikan pengaruh negatif kepada saya tapi kini ku menyadari bahwa tak semua pendapatnya itu negatif pasti ada sisi positifnya. Kadang diri ini sangat benci akan kritikan padahal itu akan membangun jiwa kita jika kita bisa menerimanya dan kemudian memperbaiki diri ini.
Pernahkah anda melihat orang yang jika anda beri nasihat dia pasti mengucapkan kata "tapi", saya pernah dan bahkan tidak sedikit. Punya pendirian memang harus tapi tidak berarti kita sering menyangkal pendapat orang lain hanya karena merasa bahwa kita lebih pintar dari orang yang memberikan nasihat atau bahkan sok tahu padahal dia juga hanya punya sedikit pengetahuan tentang itu atau bahkan hanya menduga-duga.
Pernahkah anda melihat sebidang tanah yang telah tertutup oleh tumpkan pasir dan semen. Seperti itulah kira-kira hati kita yang sering mengucapkan kata "tapi" pada oranglain. Kita ibaratkan tanah itu sebagai hati dan air adalah hikmah. Sebanyak apapun air disiram ke sebidang tanah itu tetap saja tak kan membuat tanah itu subur karena dia telah tertutup oleh semen yang begitu keras. Sebaliknya tanah yang tidak tertutup oleh tumpukan pasir dan semen maka ia akan tumbuh subur menumbuhkan rerumputan hijau dan tempat bernaung bakal calon pohon-pohong yang rindang. Kita pun juga begitu kawan. Hati kita yang tertutup oleh ego sangat sulit sekali tersentuh oleh hikmah dari luar. Semua bentuk apapun nasihat orang lain dan kalimat-kalimat bijak yang di ucapkan tak akan bisa menyentuh hatinya. Saya teringat akan firman Allah dalam Surat Al-Baqarah ayat 6-7 yang berbunyi :
إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ سَوَآءٌ عَلَيۡهِمۡ ءَأَنذَرۡتَهُمۡ أَمۡ لَمۡ تُنذِرۡهُمۡ لَا يُؤۡمِنُونَ (٦) خَتَمَ ٱللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمۡ وَعَلَىٰ سَمۡعِهِمۡۖ وَعَلَىٰٓ أَبۡصَـٰرِهِمۡ غِشَـٰوَةٌ۬ۖ وَلَهُمۡ عَذَابٌ عَظِيمٌ۬ (٧)
Artinya : Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman. Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat.
Oleh karena itu saya mengajak kepada teman-teman semua mari kita lebih membuka pintu hati ini untuk bisa mengambil hikmah dari apapun bentuk nasihat dari orang lain. Jika pendapat itu bertentangan kita sanggah dengan baik-baik dan berilah kebenarannya jika memang anda punya pengetahuan tentang itu. Ingat kawan ambilah hikmah dari orang-orang yang telah memberi pendapat atau nasihat kepada kita siapapun itu. Jika itu negatif maka segera buang jauh-jauh dan tetap hormati dia. Hidup ini akan terasa indah jikalau kita saling berbagi dan menjauhi pertentangan dan sikap sinis kepada orang lain. Jangan merasa kita lebih pintar dari orang lain karena kepintaran itu mutlak hanya milik Allah.
Semoga postingan kali ini bermanfaat.
Salam sukses.
4 comments:
manteppppppppppppp
Mantaf
Terimakasih, ini bermanfaat..
Terimakasih, ini bermanfaat..
Post a Comment