Siapa yang tak kenal merk salah satu produk air minum dalam kemasan, Aqua? Sebelum aqua muncul ditengah-tengah pasaran banyak orang yang tak menduga bahwa bisnis menjual air minum itu adalah bisnis yang sangat potensial. Jelas saja, air minum sudah tersedia di setiap rumah dan semua orang bisa membuatnya. Hanya segelintir orang yang tahu akan keadaan banyaknya orang yang mencari-cari air ketika dalam perjalanan. Tirto Utomo ternyata tahu peluang ini. Sedikit-demi sedikit ia memanfaatkan dan mengembangkan bisnisnya, dan sekarang Aqua telah menjadi perusahaan nomer wahid di tanah air dan telah di ekspor ke beberapa negara. Apa rahasia sukses Tirto Utomo sang pemilik Aqua dalam menjual air minum dalam kemasannya?
Aqua lahir atas ide brilian seorang almarhumah Tirto Utomo pada tahun (1930-1944), beliau adalah penggagas berdirinya industri air minum dalam kemasan PT Golden Mississippi pada tanggal 23 Pebruari 1973. Melalui serangkaian peristiwa Aqua tumbuh dan berkembang hingga seperti saat ini. Merk aqua tetap menjadi kepercayaan banyak konsumen dari masyarakat Indonesia.
Ide mendirikan industri air minum dalam kemasan tercipta ketika Tirto bekerja sebagai pegawai di PT. Pertamina. Kala itu beliau disuruh menjamu delegasi sebuah perusahaan Amerika Serikat. Namun masalah muncul ketika isteri dari ketua delegasi mengalami diare karena meminum air yang tidak bersih. Tirto kemudian mengetahui bahwa tamu-tamunya yang berasal dari negara Barat tidak terbiasa meminum air minum yang direbus, tetapi air yang telah disterilkan.
Ia dan saudaranya berusaha cara memproses air minum steril dalam kemasan. Sempat menyuruh adiknya Slamet Utomo untuk magang di Polaris, sebuah perusahaan air minum terkemuka di Thailand. Tidak mengherankan bila pada awalnya produk Aqua menyerupai Polaris mulai dari bentuk botol kaca, merek mesin pengolahan air, sampai mesin pencuci botol serta pengisi air.
Tirto mendirikan pabrik pertama di Pondok Ungu, Bekasi. Tirto sempat ragu dengan nama Golden Mississippi yang meskipun cocok dengan target pasarnya kala itu namanya masih Puritas, terdengar asing di telinga orang Indonesia. Kemudian, Eulindra Lim, konsultannya mengusulkan untuk mengubah nama Puritas menjadi Aqua karena dirasa cocok terhadap imej air minum dalam botol serta tidak sulit untuk diucapkan oleh orang Indonesia. Ia setuju dan mengubah merek produknya. Dua tahun kemudian, produksi pertama Aqua diluncurkan dalam bentuk kemasan botol kaca ukuran 950 ml dengan harga jual Rp.75, hampir dua kali lipat harga bensin yang ketika itu bernilai Rp.46 untuk 1.000 ml.
Tahun 1974 hingga tahun 1978 merupakan masa-masa sulit karena masih rendahnya tingkat permintaan masyarakat terhadap produk AQUA. Dengan berbagai upaya dan kerja keras, AQUA mulai dikenal masyarakat, sehingga penjualan dapat ditingkatkan dan akhirnya titik impas berhasil dicapai pada tahun 1978. Saat itu merupakan titik awal perkembangan pesat produk AQUA yang selanjutnya terus berkembang hingga sekarang.
Pada awalnya produk Aqua hanya di konsumsi oleh kalangan tertentu saja yaitu golongan menengah ke atas, perkantoran, dan restoran. Namun pada saat puluncuran produk aqua 1500ml, 500ml, dan 220ml kemasan plastik di produksi akhirnya popularitas aqua semakin jaya di pasaran.
Pada tahun 1981, AQUA mengganti bahan baku sumber air yang semula dari sumur bor ke mata iar pegunungan yang mengalir sendiri (self flowing spring).
Diterimanya aqua oleh masyarakat Indonesia menjadikan perusahaan Tirto Utomo ini menjadi tersohor saja dan membuktikan bawa air minum biasa bisa bernilai lebih mahal dari bensin. Saat ini penjualan aqua tidak hanya dalam cakupan dalam negeri tetapi juga telah di ekspor ke beberapa negara mencakup Singapura, Malaysia, Maldives, Fiji, Australia, Timur Tengah dan Afrika.
Total kapasitas produksi dari seluruh pabrik AQUA pada saat ini adalah 1,665 milyar liter per tahun.
Aqua lahir atas ide brilian seorang almarhumah Tirto Utomo pada tahun (1930-1944), beliau adalah penggagas berdirinya industri air minum dalam kemasan PT Golden Mississippi pada tanggal 23 Pebruari 1973. Melalui serangkaian peristiwa Aqua tumbuh dan berkembang hingga seperti saat ini. Merk aqua tetap menjadi kepercayaan banyak konsumen dari masyarakat Indonesia.
Ide mendirikan industri air minum dalam kemasan tercipta ketika Tirto bekerja sebagai pegawai di PT. Pertamina. Kala itu beliau disuruh menjamu delegasi sebuah perusahaan Amerika Serikat. Namun masalah muncul ketika isteri dari ketua delegasi mengalami diare karena meminum air yang tidak bersih. Tirto kemudian mengetahui bahwa tamu-tamunya yang berasal dari negara Barat tidak terbiasa meminum air minum yang direbus, tetapi air yang telah disterilkan.
Ia dan saudaranya berusaha cara memproses air minum steril dalam kemasan. Sempat menyuruh adiknya Slamet Utomo untuk magang di Polaris, sebuah perusahaan air minum terkemuka di Thailand. Tidak mengherankan bila pada awalnya produk Aqua menyerupai Polaris mulai dari bentuk botol kaca, merek mesin pengolahan air, sampai mesin pencuci botol serta pengisi air.
Tirto mendirikan pabrik pertama di Pondok Ungu, Bekasi. Tirto sempat ragu dengan nama Golden Mississippi yang meskipun cocok dengan target pasarnya kala itu namanya masih Puritas, terdengar asing di telinga orang Indonesia. Kemudian, Eulindra Lim, konsultannya mengusulkan untuk mengubah nama Puritas menjadi Aqua karena dirasa cocok terhadap imej air minum dalam botol serta tidak sulit untuk diucapkan oleh orang Indonesia. Ia setuju dan mengubah merek produknya. Dua tahun kemudian, produksi pertama Aqua diluncurkan dalam bentuk kemasan botol kaca ukuran 950 ml dengan harga jual Rp.75, hampir dua kali lipat harga bensin yang ketika itu bernilai Rp.46 untuk 1.000 ml.
Tahun 1974 hingga tahun 1978 merupakan masa-masa sulit karena masih rendahnya tingkat permintaan masyarakat terhadap produk AQUA. Dengan berbagai upaya dan kerja keras, AQUA mulai dikenal masyarakat, sehingga penjualan dapat ditingkatkan dan akhirnya titik impas berhasil dicapai pada tahun 1978. Saat itu merupakan titik awal perkembangan pesat produk AQUA yang selanjutnya terus berkembang hingga sekarang.
Pada awalnya produk Aqua hanya di konsumsi oleh kalangan tertentu saja yaitu golongan menengah ke atas, perkantoran, dan restoran. Namun pada saat puluncuran produk aqua 1500ml, 500ml, dan 220ml kemasan plastik di produksi akhirnya popularitas aqua semakin jaya di pasaran.
Pada tahun 1981, AQUA mengganti bahan baku sumber air yang semula dari sumur bor ke mata iar pegunungan yang mengalir sendiri (self flowing spring).
Diterimanya aqua oleh masyarakat Indonesia menjadikan perusahaan Tirto Utomo ini menjadi tersohor saja dan membuktikan bawa air minum biasa bisa bernilai lebih mahal dari bensin. Saat ini penjualan aqua tidak hanya dalam cakupan dalam negeri tetapi juga telah di ekspor ke beberapa negara mencakup Singapura, Malaysia, Maldives, Fiji, Australia, Timur Tengah dan Afrika.
Total kapasitas produksi dari seluruh pabrik AQUA pada saat ini adalah 1,665 milyar liter per tahun.
0 comments:
Post a Comment