Thursday, March 28, 2013
Bagi sebagian orang, masa lalu selalu saja identik dengan kenangan kelam atau pun hal buruk yang pernah dilakukan. Saya pun berpikir demikian. Kenangan masa lalu bagi saya adalah sebuah peristiwa atau pun hal yang paling bodoh yang pernah saya lakuin dan tidak akan pernah saya ulangi lagi di masa sekarang. Jika sejenak merenung dan kembali ke masa lalu, semua terasa sangat janggal. Ingin rasanya saya menata kembali alur cerita masa lalu tersebut.
Ketika ku membuka mata dan melihat apa yang terjadi di masa sekarang, sangat disayangkan ketika seorang remaja sekolahan yang hanya pulang pergi bertemu guru, kemudian siang hari bermain bersama kawan-kawan, mangkal di warung, beli rokok, kemudian ngobrol sana-sini tak jelas. Masih mending bila ngobrolnya masalah positif atau pun pelajaran di sekolah, yang terjadi banyaknya, kalo bukan masalah cinta ya paling ngobrol yang gak penting, hehe.
Waktu itu saya pernah menceburkan diri keluar dari zona nyaman, mungkin karena bisikan hati. Saya mencoba terjun ke dunia organisasi, selain karena nasihat guru-guru sejak dari smp, di sma pun demikian yang kurang lebihnya saya diberi nasihat oleh guru seperti ini, "kamu harus belajar berorganisasi, suatu saat nanti kamu akan terjun ke masyarakat dan menghadapi dunia yang sebenarnya."
Itu memang bukan dunia saya. Bukan sama sekali!. Saya adalah seseorang yang sangat tak pandai bersosialisasi apalagi sering beraspirasi menyalurkan ide-ide dan menyapaikannya kepada orang banyak. Sejak SD sampai SMP pun saya tidak mengenal apa itu organisasi. Yang waktu itu ku tahu, organisasi itu tidak sebatas dari latihan pramuka, menunggu instruksi pelatih, dan rajin datang mengikuti kegiatan. Ya, cuma itu yang kutahu.
Saya mengikuti sebuah organisasi wajib di sekolah, didorong sebuah bisikan hati dari nasihat guru saya pun memberanikan diri supaya rajiin ikut andil dalam bagian di organisasi. Dan hasilnya, banyak sekali kejadian-kejadian konyol bahkan sangat memalukan sekali.
Bailah sekarang mengaku saja, saya adalah sosok orang yang tak pandai berbicara atau kasarnya "gagap berbicara". Seriuss, waktu itu saya paling benci yang namanya berbicara di depan kelas apalagi di depan orang banyak. Selain kata-kata yang masih berantakan juga sama sekali tidak berbobot kata-kata saya. Ditambah lagi saya selalu demam panggung alias nervous ketika berbicara, pokonya yang liatnya aja pasti gak bakalan nyaman. Pasti nyebelin!
Oya, yang lebih lucu lagi adalah orang tersebut malah terpilih sebagai seorang ketua di salah satu organisasi wajib di sekolahnya. Haduhhh, gimana ini! Kenapa mesti dia? Kenapa gak yang lain aja? Jika ingin berkata jujur, itu pun juga sebenernya keinginan saya sendiri. Saya ikut organisasi dan yang ku targetkan ya jadi ketua. Lho?? Sudah mah tidak bisa berbicara, ngomong aja nervous malah jadi ketua. Gimana sih?? Ya pada waktu itu saya memberanikan diri saja, saya memang gak tau apa2 tentang organisasi ya namanya juga belajar, hehe.
Pada waktu itu saya menyadari bahwa betapa sulitnya membangun sebuah organisasi. Boro-boro saya berpikir menyatukan visi dan misi, wong ngomong saja masih gak bener. Aku mencoba untuk jadi seorang ketua seutuhnya, aku belajar dari senior yang sudah sangat mahir berorganisasi tapi sepertinya itu sulit sekali. Jujur, saya masih gak bisa ngilangin kebiasaan gagap saya dalam berbicara. Sering sekali teman-teman yang liat pun ketawa-ketiwi dan itu semakin membuat ku tak percaya diri.
Aku kesulitan menyatukan aspirasi sesama pengurus. Dalam hati ku bertanya-tanya, "Perasaan waktu saya jadi anggota ketua itu enak tinggal nyuruh-nyuruh saja, kok giliran saya disuruh malah susah ya?" Waktu itu saya berpikir untuk mundur saja dari jabatan ketua. Tapi dalam hati kecil saya menolak dan harus menyelesaikan sampai satu periode jabatan hingga serah terima jabatan yang baru.
Meskipun beberapa program kerja telah di jalankan dengan lancar namun saya sadar organisasi yang saya pimpin sangat lebih buruk daripada sebelumnya. Saya kadang merasa malu kepada senior. Tapi kembali lagi kepada niat saya karena ini hanyalah sebuah pembelajaran. Ya pembelajaran yang terbaik yang pernah diberikan Tuhan.
Saya menyadari banyak sekali kekurangan-kekurangan dalam diri saya. Padahal sejak SD, dan SMP prestasi saya cukup bagus. Di SMP pun saya pernah mendapat prestasi murid teladan dari sekolah karena prestasi nilai mata pelajaran yang bagus tentunya. Tapi semua itu rasa-rasanya tak berguna padahal yang ku tahu orang-orang sukses di dunia ini adalah mereka yang berhasil memimpin orang lain.
Sampai saat ini kenangan itu selalu terngiang-ngiang di kepala akan sosok seorang ketua paling menyebalkan yang pernah saya temui. Itu adalah saya sendiri.
Saya ingin mengutip sebuah peribahasa.
"Kerbau tidak pernah terpelosok kepada lubang yang sama"
Kesalahan cukuplah menjadi pelajaran dan tak mesti harus di ulangi lagi. Jadikan pembelajaran terbaik untuk kita bertindak lebih baik lagi. Karena kerbau saja tidak terpelosok ke dalam lubang yang sama. Jika manusia melakukan itu berarti manusia di cap makhluk yang lebih buruk daripada kerbau. Padahal kerbau itu dianggap manusia sebagai mahluk "paling dungu". :D
Rating: 5
Reviewer:Wawan Setiawan -
ItemReviewed: "Sosok" Ketua Paling MenyebalkanKetika ku membuka mata dan melihat apa yang terjadi di masa sekarang, sangat disayangkan ketika seorang remaja sekolahan yang hanya pulang pergi bertemu guru, kemudian siang hari bermain bersama kawan-kawan, mangkal di warung, beli rokok, kemudian ngobrol sana-sini tak jelas. Masih mending bila ngobrolnya masalah positif atau pun pelajaran di sekolah, yang terjadi banyaknya, kalo bukan masalah cinta ya paling ngobrol yang gak penting, hehe.
Waktu itu saya pernah menceburkan diri keluar dari zona nyaman, mungkin karena bisikan hati. Saya mencoba terjun ke dunia organisasi, selain karena nasihat guru-guru sejak dari smp, di sma pun demikian yang kurang lebihnya saya diberi nasihat oleh guru seperti ini, "kamu harus belajar berorganisasi, suatu saat nanti kamu akan terjun ke masyarakat dan menghadapi dunia yang sebenarnya."
Itu memang bukan dunia saya. Bukan sama sekali!. Saya adalah seseorang yang sangat tak pandai bersosialisasi apalagi sering beraspirasi menyalurkan ide-ide dan menyapaikannya kepada orang banyak. Sejak SD sampai SMP pun saya tidak mengenal apa itu organisasi. Yang waktu itu ku tahu, organisasi itu tidak sebatas dari latihan pramuka, menunggu instruksi pelatih, dan rajin datang mengikuti kegiatan. Ya, cuma itu yang kutahu.
Saya mengikuti sebuah organisasi wajib di sekolah, didorong sebuah bisikan hati dari nasihat guru saya pun memberanikan diri supaya rajiin ikut andil dalam bagian di organisasi. Dan hasilnya, banyak sekali kejadian-kejadian konyol bahkan sangat memalukan sekali.
Bailah sekarang mengaku saja, saya adalah sosok orang yang tak pandai berbicara atau kasarnya "gagap berbicara". Seriuss, waktu itu saya paling benci yang namanya berbicara di depan kelas apalagi di depan orang banyak. Selain kata-kata yang masih berantakan juga sama sekali tidak berbobot kata-kata saya. Ditambah lagi saya selalu demam panggung alias nervous ketika berbicara, pokonya yang liatnya aja pasti gak bakalan nyaman. Pasti nyebelin!
Oya, yang lebih lucu lagi adalah orang tersebut malah terpilih sebagai seorang ketua di salah satu organisasi wajib di sekolahnya. Haduhhh, gimana ini! Kenapa mesti dia? Kenapa gak yang lain aja? Jika ingin berkata jujur, itu pun juga sebenernya keinginan saya sendiri. Saya ikut organisasi dan yang ku targetkan ya jadi ketua. Lho?? Sudah mah tidak bisa berbicara, ngomong aja nervous malah jadi ketua. Gimana sih?? Ya pada waktu itu saya memberanikan diri saja, saya memang gak tau apa2 tentang organisasi ya namanya juga belajar, hehe.
Pada waktu itu saya menyadari bahwa betapa sulitnya membangun sebuah organisasi. Boro-boro saya berpikir menyatukan visi dan misi, wong ngomong saja masih gak bener. Aku mencoba untuk jadi seorang ketua seutuhnya, aku belajar dari senior yang sudah sangat mahir berorganisasi tapi sepertinya itu sulit sekali. Jujur, saya masih gak bisa ngilangin kebiasaan gagap saya dalam berbicara. Sering sekali teman-teman yang liat pun ketawa-ketiwi dan itu semakin membuat ku tak percaya diri.
Aku kesulitan menyatukan aspirasi sesama pengurus. Dalam hati ku bertanya-tanya, "Perasaan waktu saya jadi anggota ketua itu enak tinggal nyuruh-nyuruh saja, kok giliran saya disuruh malah susah ya?" Waktu itu saya berpikir untuk mundur saja dari jabatan ketua. Tapi dalam hati kecil saya menolak dan harus menyelesaikan sampai satu periode jabatan hingga serah terima jabatan yang baru.
Meskipun beberapa program kerja telah di jalankan dengan lancar namun saya sadar organisasi yang saya pimpin sangat lebih buruk daripada sebelumnya. Saya kadang merasa malu kepada senior. Tapi kembali lagi kepada niat saya karena ini hanyalah sebuah pembelajaran. Ya pembelajaran yang terbaik yang pernah diberikan Tuhan.
Saya menyadari banyak sekali kekurangan-kekurangan dalam diri saya. Padahal sejak SD, dan SMP prestasi saya cukup bagus. Di SMP pun saya pernah mendapat prestasi murid teladan dari sekolah karena prestasi nilai mata pelajaran yang bagus tentunya. Tapi semua itu rasa-rasanya tak berguna padahal yang ku tahu orang-orang sukses di dunia ini adalah mereka yang berhasil memimpin orang lain.
Sampai saat ini kenangan itu selalu terngiang-ngiang di kepala akan sosok seorang ketua paling menyebalkan yang pernah saya temui. Itu adalah saya sendiri.
Saya ingin mengutip sebuah peribahasa.
"Kerbau tidak pernah terpelosok kepada lubang yang sama"
Kesalahan cukuplah menjadi pelajaran dan tak mesti harus di ulangi lagi. Jadikan pembelajaran terbaik untuk kita bertindak lebih baik lagi. Karena kerbau saja tidak terpelosok ke dalam lubang yang sama. Jika manusia melakukan itu berarti manusia di cap makhluk yang lebih buruk daripada kerbau. Padahal kerbau itu dianggap manusia sebagai mahluk "paling dungu". :D